Oct
14
2010
0

Ketika Konsumen Menjadi Inovator

Ketika Konsumen Menjadi Inovator (Forum Nokia Developer Community)

1218011p

Nokia punya cara new wave untuk melibatkan pelanggan antusiasnya guna mengembangkan produk-produk masa depannya. Ia menggunakan komunitas developers yang diberi nama Forum Nokia, lengkapnya Forum Nokia Developers Community (lihat www.forum.nokia.com). Di situ Anda akan mendapati komunitas para developers Nokia di seluruh dunia dengan jumlah anggota mencapai sekitar 4 juta programmer.

Melalui situs ini, Nokia mengumpulkan para developers dari Amerika, Eropa, Asia-Pasifik, Timur Tengah, dan Afrika dan memberikan informasi teknikal mengenai platform pengembangan aplikasi telepon seluler.

Para anggota komunitas ini juga memiliki akses untuk ke mobile device emulator Nokia, software development toolkits dan API, juga technical support dan technical consulting services. Dan tentu saja, anggota komunitas dapat melihat ide-ide termuktahir dari anggota komunitas lain dan sekaligus mendiskusikan ide-ide tersebut.

Intinya, Nokia membuka diri dan memberikan perangkat-perangkat yang dibutuhkan oleh komunitas developers tersebut agar mereka dapat mengembangkan dan menyempurnakan teknologi dan fitur-fitur yang dikembangkan Nokia. Mirip dengan apa yang dilakukan oleh Eli Lilly lewat inisiatif e. Lilly yang kemarin diceritakan, Nokia mencoba memanfaatkan komunitasnya untuk menjadi unit R&D atau menjadi think tank, dan menjadi sumber ide pengembangan produk.

Situs Forum Nokia merupakan wadah bagi para anggota komunitas untuk bisa berdiskusi, berbagi pengetahuan dan pengalaman, dan mengekspresikan kemampuan memprogram perangkat lunak aplikasi untuk Nokia. Untuk melakukannya Nokia menyediakan papan diskusi, wikis, blogs, klinik, dan juga newsletter bulanan.

Secara periodik Forum Nokia juga menggelar acara yang melibatkan pelanggannya untuk merancang produk-produk masa depan Nokia. Acaranya bisa saja dalam bentuk event yang eksperiensial, konferensi (terakhir dilakukan di India pada tahun 2009), kompetisi atau kontes.

Kompetisi seperti yang dilakukan dalam ajang Calling All Innovators Competition lalu memberikan kesempatan pada para anggota komunitasnya dari seluruh dunia untuk berkreasi menciptakan inovasi dalam beberapa kategori mulai dari aplikasi untuk peta baru sampai produk baru yang dapat diciptakan untuk emerging market.

Cara untuk berpartisipasi sangat ‘New Wave’ pula. Pertama, mereka harus mendapatkan training mengenai teknis pelaksanaan lomba, dengan mengikuti Webinar atau Code Champ. Kemudian peserta diminta untuk ikut dalam percakapan dengan masuk ke komunitas forum Nokia.

Di sana calon peserta akan mendapatkan informasi berharga melalui posting yang ada di Forum Nokia Blogs. Mereka juga bisa bertukar ide di Forum Nokia Discussion Boards. Atau mereka bisa mendapatkan informasi dan ide yang insightful dari Forum Nokia Wiki. Dari interaksi dengan anggota komunitas itulah mereka mendapatkan hints, tips, dan ide-ide cemerlang yang bisa dijadikan ‘modal’ untuk ikut kompetisi. Jadi, sebelum para peserta kompetisi ini ikut serta, mereka didorong untuk berinteraksi, berdiskusi, berbagi pengetahuan, bertukar pengalaman di dalam komunitas Forum Nokia Blogs.

Apa yang dilakukan oleh Nokia ini sekiranya menjadi contoh bahwa di dunia New Wave seperti sekarang, lewat komunitasnya, konsumen dapat mengekspresikan diri dalam ikut serta dalam proses co-creation untuk sebuah produk atau bahkan penciptaan nilai. Dengan demikian, mereka bisa bebas memainkan beberapa peran, mulai dari konseptor, desainer, tester, support specialist, dan juga marketer sungguhan.

—————————————————————————————————

Tanggapan atas artikel diatas :

Nokia memanfaatkan komunitas developer yang ada untuk dapat membantu mereka melakukan inovasi di produk-produk yang mereka buat, sehingga produk yang mereka hasilkan menjadi produk yang innovative sehingga dapat selangkah didepan pesaing-pesaing mereka di indutri telephon selular.

Terdapat 3 model konsep KM yang digunakan yaitu People, Process, dan Technology.  People adalah anggota komunitas itu sendiri, budaya sharing di dalam forum. Process adalah kegiatan atau proses yang dilakukan para developer/anggota komunitas untuk memindahkan knowledge dari People ke  Technology, mulai dari mengidentifikasi, membangun, menyebarkan, menggunakan, mengevaluasi hingga memelihara dan melakukan perbaikan atau pengembangan.  Technology adalah forum itu sendiri berserta fasilitasnya.

Melalui Forum ini melakukan inovasi produk berasal dari mereka sendiri. Di satu sisi, inovasi produk yang dihasilkan bisa memenuhi harapan konsumennya karena ide inovasi tersebut juga datang dari konsumen Nokia yang bergabung di Forum Nokia Developers Community.

Para developer/anggota komunitas berasal hampir dari seluruh dunia (Amerika, Eropa, Asia-Pasifik, Timur Tengah, dan Afrika) yang pastinya memiliki selera, cara pandang, bahasa dan kultur yang berbeda. Untuk itu perlu dilakukan penyelarasan dan adaptasi untuk menghindari salah paham dalam kegiatan sharing dan development di dalam forum.
Dengan adanya Forum Nokia Developers Community diharapkan terciptanya Continuous Innovation (inovasi berkelanjutan) sehingga Nokia memiliki keunggulan kompetitif untuk bersaing.

Maka dengan adanya Forum Nokia Developers Community, Nokia mencoba memanfaatkan komunitasnya untuk menjadi unit R&D (Resource & Development) sehingga selalu melakukan innovasi terhadap produknya.

Referensi:

http://bisniskeuangan.kompas.com/read/xml/2009/11/09/08184872/ketika.konsumen.menjadi.inovator

Written by nicolas in: Knowledge Management Sharing |
Oct
14
2010
0

Pembentukan budaya Knowledge Management yang efektif

Pembentukan budaya Knowledge Management yang efektif tergantung pada hal-hal berikut :

a. Mengakui peran dari struktur “informal” pada pembelajaran di tempat kerja.
b. Pemberian penghargaan (reward) bagi pegawai yang melakukan pembelajaran, saling berbagi knowledge atau penciptaan knowledge.
c. Membentuk waktu dan tempat untuk menciptakan knowledge, berbagi knowledge, dan belajar.
d. Memiliki pegawai senior yang memimpin dan menjadi contoh dari tingkah laku knowledge creating dan knowledge sharing.

e. Mengenalkan sejumlah tekanan yang bersifat kreatif (creative tension) untuk memberikan tantangan bagi pegawai untuk berfikir dalam cara-cara yang baru.
f. Memperbolehkan seseorang membuat kesalahan.

referensi :

Davidson, Carl and Philip Voss. Knowledge Management, An Introduction to creating competitive advantage from intellectual capital. Vision Book. New Delhi 2003

Written by nicolas in: Knowledge Management Sharing |
Oct
14
2010
0

Transfer Knowledge

Kecenderungan yang muncul dalam perusahaan adalah bahwa kegiatan berbagi knowledge yang terjadi bersifat lokal dan terpisah. Umumnya seseorang akan bertanya pada pihak yang paling mudah ditemui atau yang sudah dikenal baik daripada mencari pihak yang paling tepat. Maka dibutuhkan pembentukan hal-hal berikut untuk memperbaiki kegiatan saling berbagi dan transfer knowledge:
1. Knowledge map, memetakan dimana knowledge berada dalam perusahaan, rincian tentang siapa mengetahui apa dan berada dimana.
2. Talk space, menyediakan tempat yang bertujuan untuk memberikan kesempatan bagi pegawai untuk berbicara dengan yang lain dalam suasana informal.
3. Smart office layout, merancang ruang kerja yang dapat memberikan kontribusi bagi lingkungan yang efektif untuk kegiatan pembelajaran.
4. Dedicated Knowledge-Sharing event, mengadakan kegiatan “knowledge fair” atau forum untuk saling berbagi knowledge. Memberikan kesempatan bagi pegawai yang tidak pernah bertemu dalam kegiatan kerja sehari-hari untuk saling bertukar. Dalam hal ini struktur yang tidak terlalu ketat paling baik dalam konteks knowledge sharing, sehingga peserta dapat menentukan cara masing-masing dalam memenuhi kebutuhannya.

5. Common languange. Faktor utama keberhasilan kegiatan transfer knowledge adalah memiliki “bahasa umum” dalam berkomunikasi dengan seluruh pegawai dalam suatu perusahaan. Kegiatan ini dimulai dengan membentuk daftar kata dan perbendaharaannya, kemudian diterjemahkan dalam bahasa yang dimengerti bersama.
6. Knowledge leader, menentukan pihak yang dapat menggunakan sumber daya, menguasai logika dari knowledge-sharing, memonitor partisipasi pegawai dan menjadi contoh dari sikap saling berbagi
7. A change in culture. Menciptakan budaya dimana pegawai sangat ingin membagi knowledge yang mereka miliki. Hal ini merupakan tantangan mengingat sifat dasar dari saling berbagi adalah suka rela. Cara termudah adalah dengan menghilangkan penghalang dari kegiatan penyebaran knowledge.
8. Room for tension, disebut juga fusion, creative abrasion atau creative tension. Menyatukan pegawai dari bagian yang berbeda untuk bersama-sama penyelesaikan suatu permasalahan. Hal ini dibutuhkan karena pembelajaran dan solusi inovatif kerap terjadi saat seseorang dikondisikan untuk meluaskan pemikiran mereka dalam cara yang baru.

Written by nicolas in: Knowledge Management Sharing |
Oct
14
2010
0

6 cara pembentukan knowledge dalam perusahaan

6 cara pembentukan knowledge dalam perusahaan, sebagai berikut :
a. Acquisition, mendapatkan knowledge yang pada dasarnya tidak terlalu penting namun sangat bermanfaat. Diperoleh dengan cara membeli atau meniru ide.
b. Renting, menyewa konsultan maupun menjadi sponsor bagi proyek riset di perguruan tinggi atau politeknik.
c. Dedicated resourses, menciptakan knowledge dengan cara menyediakan sumber daya yang diperuntukkan khusus untuk tujuan tersebut.
d. Fusion, membentuk knowledge dengan menggabungkan keahlian, ide dan nilai yang berbeda dari berbagai divisi untuk menciptakan solusi inovatif.
e. Adaptation, melakukan adaptasi terhadap perubahan yang terjadi, dimana perubahan tersebut memicu pembentukan knowledge. Beberapa perusahaan membutuhkan serangkaian ancaman eksternal untuk menyadari potensi yang mereka miliki.
f. Networks, jaringan bentukan dan jaringan informal dalam organisasi seringkali menjadi sumber kekuatan pembentukan knowledge. Knowledge tidak hanya terbentuk pada batasan disiplin ilmu, namun juga pada batasan struktur formal suatu organisasi.

Referensi :

Quinn, James, B, Philip Anderson and Sydney Fikelstein. Managing Professional Intellect: making the most of the Best. In Harvard Business Review on Knowledge Management. Harvard Business School Publishing 1998

Written by nicolas in: Knowledge Management Sharing |
Oct
14
2010
0

knowledge stocks dan knowledge flows sebagai pendekatan untuk Knowledge Management yang sukses

knowledge stocks dan knowledge flows. Kedua pemahaman ini merupakan dimensi penting dari Knowledge Management yang sukses. Dimensi ini muncul dari pendekatan stock and flow terhadap KM yang memberikan karakteristik sebagai berikut :
a. Knowledge stocks – merupakan hal yang telah diketahui. Dimensi ini dapat berada dalam database atau pustaka perusahaan, tersebar diseluruh organisasi dalam berbagai bentuk, atau dalam masing-masing individu pegawai. Fokus dari pendekatan ini adalah pada elemen/komponen dari strategi KM.
b. Knowledge flows Dalam tujuan membuat knowledge bermanfaat, sangat penting untuk meyakinkan bahwa knowledge apapun yang ada dalam organisasi dapat mengalir didalamnya. Dengan kata lain harus dipastikan bahwa knowledge yang ada dimanapun dalam sebuah organisasi dapat tersedia kemanapun ia diperlukan. Fokus dari pendekatan ini adalah pada tujuan dari strategi KM.

Referensi :

Davidson, Carl and Philip Voss. Knowledge Management, An Introduction to creating competitive advantage from intellectual capital. Vision Book. New Delhi 2003

Written by nicolas in: Knowledge Management Sharing |
Oct
14
2010
0

Fungsi dan Komponen dari Knowledge Management

Knowledge Management memiliki fungsi penting yang terbagi dalam 4 (empat) hal sebagai berikut:
a. Identifikasi aset kunci dari knowledge yang ada di perusahaan.
b. Merefleksikan apa yang organisasi tahu.
c. Saling berbagi (sharing) segala knowledge kepada siapapun yang membutuhkannya.
d. Menerapkan penggunaan knowledge untuk meningkatkan kinerja organisasi.
Komponen kritis knowledge yang dibutuhkan dalam pelaksanaan strategi KM yang berhasil adalah sebagai berikut:
a. Sumber dan aliran knowledge yang tepat bagi organisasi.
b. Teknologi yang tepat untuk menyimpan dan mengkomunikasikan knowledge tersebut.
c. Budaya kerja yang tepat sehingga pekerja termotivasi untuk memanfaatkan knowledge tersebut.

Referensi :

Davidson, Carl and Philip Voss. Knowledge Management, An Introduction to creating competitive advantage from intellectual capital. Vision Book. New Delhi 2003

Written by nicolas in: Knowledge Management Sharing |
Oct
14
2010
0

Knowledge Management Tidak bisa diabaikan dalam suatu Bisnis

Pemicu Knowledge Management (The 24 Drivers of KM) yang membuat KM menjadi hal yang tidak dapat diabaikan dalam suatu bisnis dibagi menjadi 6 kelompok.:
a. Knowledge-Centric Drivers:
1. Kegagalan perusahaan mengetahui apa yang telah mereka ketahui.
2. Kebutuhan mendesak untuk distribusi knowledge yang cerdas.
3. Kecepatan dan kelambanan knowledge.
4. Masalah knowledge walkout dan tingkat ketergantungan yang tinggi pada tacit knowledge.
5. Kebutuhan untuk menangani kecenderungan penumpukan knowledge (knowledge-hoarding) diantara pegawai.
6. Kebutuhan akan systemic unlearning (belajar meninggalkan hal-hal lama/usang bila sudah tidak sesuai dengan kebutuhan).
b. Technology Drivers:
7. Berakhirnya peranan teknologi sebagai differentiator jangka panjang yang layak.

8. Kompresi dari siklus hidup produk dan proses.

9. Kebutuhan akan rantai penghubung yang sempurna antara knowledge, strategi bisnis dan teknologi informasi.
c. Organisational structure-based Drivers:
10. Konvergensi fungsional.
11. Munculnya struktur organisasi project-centric.
12. Tantangan yang muncul akibat deregulasi.
13. Ketidak mampuan perusahaan untuk mengimbangi perubahan kompetitif akibat globalisasi.
14. Konvergensi produkung dan jasa layanan.
d. Personnel Drivers:
15. Konvergensi fungsional yang sangat luas.
16. Kebutuhan untuk mendukung kolaborasi cross-functional yang efektif.
17. Mobilitas dan fluidititas tim.
18. Kebutuhan untuk menghadapi ekspektasi korporasi yang kompleks.
e. Process focused Drivers:
19. Kebutuhan untuk mencegah kesalahan yang mahal dan berulang-ulang.
20. Kebutuhan untuk mencegah penemuan kembali yang tidak perlu.
21. Kebutuhan untuk antisipasi prediksi yang akurat.
22. Kebutuhan yang muncul akan tanggapan yang kompetitif.
f. Economic Drivers:
23. Potensi untuk menciptakan kemampuan yang luar biasa melalui knowledge
24. Permintaan untuk diferensiasi produk dan layanan yang ampuh

Referensi :

Tiwana, Amrit. The Knowledge Management Tollkit. Prentice Hall PTR. Upper Saddle River, NJ 07458. 2000

Written by nicolas in: Knowledge Management Sharing |
Oct
14
2010
0

INNOVATION “Case Study National Society for Prevention of Cruelty to Children”

  1. 1. Latar belakang dan sejarah singkat perusahaan

National Society for the Prevention of Cruelty to Children (NSPCC) adalah suatu badan amal Inggris terkemuka dengan kekuatan hukum yang memungkinkan untuk mengambil tindakan untuk melindungi anak-anak pada risiko penyalahgunaan. NSPCC didirikan pada 8 Juli 1884, yang beroperasi di seluruh Inggris, Wales, Irlandia Utara dan Kepulauan Channel. NSPCC mempekerjakan 2000 orang dan memiliki 180 tim untuk membantu melindungi anak-anak diseluruh Inggris , Wales, Irlandia Utara dan Kepulauan Channel. Dewan Pengawas saat ini memiliki 16 anggota yang memiliki manajemen tunggal dan seluruh usaha NSPCC. Anggota Dewan berasal dari berbagai lapisan dan membawa berbagai keterampilan dan pengetahuan untuk peran mereka. Dewan pengawas melakukan pertemuan sebanyak 9 kali dalam setahun dan sebagian besar dari mereka juga duduk di komite untuk meninjau bidang utama kegiatan dan kebijakan seperti keuangan, audit, dan bidang resiko dan pengembangan kegiatan baru

Visi dari NSPCC :

“To end cruelty to children in the UK is a highly ambitious one”

Misi dari NSPCC :

  1. Membuat dan memberikan pelayanan yang paling efektif untuk melindungi anak-anak
  2. Memberikan nasihat dan dukungan untuk orang dewasa dan profesional khawatir tentang anak
  3. Bekerja dengan organisasi-organisasi untuk memastikan mereka secara efektif melindungi dan yang tidak melindungi anak-anak

Layanan NSPCC memprioritaskan pada 7 issue penting :

  1. Anak-anak yang ditelantarkan
  2. Kekerasan fisik yang beresiko tinggi akibat keluarga (keluarga dengan orang dewasa yang melakukan kekerasan, alkohol dan penyalahgunaan obat dan masalah kesehatan mental
  3. Mereka yang mengalami pelecehan seksual
  4. Anak di bawah usia
  5. Anak cacat
  6. Anak-anak dari masyarakat etnis hitam dan minoritas tertentu
  7. Anak adopsi

Nilai dari NSPCC :

  1. Berfokus pada area di mana bisa membuat perbedaan terbesar (focus for make the biggest difference)
  2. Memprioritaskan anak-anak yang paling berisiko (prioritise the children who are most at risk)
  3. Belajar apa yang terbaik untuk mereka (study what children need )
  4. Membuat pengaruh untuk perubahan (Innovation).
  1. 2. Implementasi Inovasi dari Knowledge Management di perusahaan

NSPCC membuat sebuah website “online counselling service” menggunakan CMS dimana berita yang ada di dalam website tersebut bisa diupdate dengan cepat dan mudah, sehingga bisa meningkatkan content dan Knowledge Management didalam organisasi. Selain itu memungkinkan untuk memberikan beberapa jenis konten untuk khalayak tertentu dengan cepat dan dapat mengefektifkan biaya yang dikeluarkan perusahaan.

NSPCC menggunakan organisasi pihak ketiga (= mc) untuk mengembangkan beberapa gagasan inovasinya. =MC merupakan organisasi non-profit dan = mc bangga telah terlibat dalam membantu mengembangkan beberapa ide yang digunakan dalam kampanye NSPCC.

  1. 3. Strategi yang dipakai untuk memaksimalkan Inovasi

NSPCC memiliki strategi yang digunakan untuk memaksimalkan inovasi- inovasi yang diciptakan.

Gambar 3.1: Strategi Inovasi

Dimulai dari sistem operasional yang ada di NSPCC yang dilakukan setiap hari nya dan menemukan beberapa hambatan, lalu NSPCC mencari inovasi yang tepat untuk menyelesaikan masalah-masalah atau hambatan yang timbul dan mengganggu sistem operasional. Dengan inovasi-inovasi ini, maka terjadi proses improvement pada sistem.

Dari gambar strategi diatas, NSPCC melakukan klasifikasi dan penjabaran setiap tahapan-tahapan implementasi inovasi menjadi sebagai berikut :

Operations :

1.   Membantu merancang program kerja untuk menjalankan strategi inovasi

2.   Pelatihan untuk semua staf penggalangan dana dalam inovasi dan kreativitas keterampilan

Improvement :

  1. Membantu mengembangkan manajemen pengetahuan / intranet inovasi
  2. Menyarankan model yang berbeda untuk pengembangan inovasi internal
  3. Mengembangkan sistem untuk menilai dampak dari inovasi

4.  Cara mengembangkan dimensi dan program inovasi

Membuat suatu sistem kolaborasi yang dapat digunakan oleh seluruh staff sehingga mereka dapat memberikan informasi-informasi mengenai NSPCC dan berbagi pengalaman mengenai program-program yang diadakan dan masalah-masalah yang sedang dihadapi. Cara lain yang dilakukan adalah NSPCC membuat suatu acara (event) menarik dan unik dalam melakukan penggalangan dana untuk anak-anak terlantar serta merencanakan untuk membuat suatu sistem digital pusat untuk semua jenis kegiatan operasional yang dilakukan NSPCC.

5.  Current conditon pada saat ini (model yang digunakan)

Tidak adanya sistem kolaborasi yang terpusat, sehingga mereka tidak mengetahui apa yang sedang terjadi di daerah lain.

Program-program NSPCC :

1.     Membantu anak-anak melalui ChildLine

ChildLine adalah sebuah “online counselling service”, menyediakan line khusus untuk anak-anak dan kaum muda. Relawan terlatih akan memberikan nasihat dan dukungan, melalui telepon dan online, 24 jam sehari. Anak-anak juga dapat menerima saran yang ditampilkan dalam bentuk text.

2.     Layanan untuk anak-anak dan keluarga

Salah satu project NSPCC untuk area lokal, menawarkan berbagai layanan untuk anak-anak yang mengalami kekerasan atau pelecehan.

3.     Layanan saran untuk orang dewasa dan profesional

Program ini meliputi helplines NSPCC, pertanyaan umum dan saran khusus serta informasi untuk orang dewasa dan profesional dalam rangka membantu mereka melindungi anak-anak.

4.     Program Research and Development NSPCC

Penelitian kami melihat pada seputar isu penyalahgunaan, pelecehan dan kekerasan, dalam rangka mengembangkan layanan, kampanye dan cara-cara baru untuk mengakhiri kekejaman pada anak.

5.     Jasa Konsultasi

Kami bekerja dengan organisasi dan jaringan profesional untuk membantu mereka melakukan segala sesuatu yang mereka bisa untuk melindungi anak-anak. Bila perlu kita akan menggunakan status orang untuk campur tangan ketika seorang anak dalam masalah.

6.     Kampanye

NSPCC bekerja di tingkat nasional, regional dan lokal, dengan cara mempengaruhi, memobilisasi, dan mendidik sehingga perlindungan anak berada digaris depan pikiran rakyak.

6.  Tantangan yang dihadapi, faktor-faktor penghambat dan upaya yang dilakukan untuk mengatasi tantangan tersebut?

Tantangan yang dihadapi NSPCC dan faktor yang menjadi penghambat dalam pelaksanaan Inovasi KM adalah susahnya karyawan menuliskan ide-ide mengenai program yang diadakan oleh NSPCC, sehingga informasi-informasi terbaru tidak dapat diketahui secara real time. Hal ini juga akibat tidak semua orang pandai menulis dan membuat kata-kata yang baik untuk memaparkan informasi-informasi penting yang valid dan up-to-date.

Upaya yang dilakukan NSPCC :

  1. Membuat suatu sistem kolaborasi seperti social networking dan forum-forum untuk berbagi informasi yang hanya dapat diakses oleh karyawan mereka.

7. Lesson learn yang didapat dan best practice yang telah dicapai

Lesson learn dan best practice yang didapatkan dari penerapan inovasi di NSPCC adalah sebagai berikut :

1.    Kita dapat menciptakan suatu sistem kolaborasi internal seperti facebook yang dapat digunakan oleh semua karyawan perusahaan.

2.    Knowledge Sharing antar karyawan perusahaan atau member dari sistem kolaborasi ini seperti berbagi solusi terbaik penanganan kasus-kasus umum atau khusus, jasa konsultasi, dll.

8. Target pencapaian masa depan

Target pencapaian masa depan yang disusun NSPCC adalah :

  1. Setiap karyawan diharapkan dapat mengoptimalkan sistem kolaborasi yang ada sehingga informasi-informasi terbaru yang ada di daerah lain dapat diketahui dengan cepat dan akurat.
  2. Membangun komunitas peduli anak (children care community) dengan program pelatihan gratis
  3. Penggalangan dana dengan sistem online

9. Usulan berdasarkan dari konsep inovasi yang dibahas

Usulan yang dapat diberikan dalam konsep inovasi diatas adalah memberikan training  kepada karyawan-karyawan yang mengalami kesulitan dalam menggunakan sistem kolaborasi tersebut, dan menanamkan mindset mengenai perlunya berbagi ide dengan menggunakan sistem kolaborasi tersebut.

10.Hal lain yang penting untuk dikemukakan

“NSPCC sees itself as innovative – but that means we have to constantly re-invent our cause and our work to make sure we meet the needs and interests of children. =mc has been a great companion and challenger in ensuring we stay on the innovation edge.” Tim Hunter, Deputy Director of Fundraising, NSPCC

Written by nicolas in: Knowledge Management Sharing |
Oct
14
2010
0

3 Kerangka Knowledge

knowledge dapat diklasifikasikan dalam 3 kerangka: Core knowledge, advanced knowledge dan innovative knowledge.
a. Core knowledge
Merupakan knowledge yang dibutuhkan untuk melaksanakan bisnis perusahaan. Pada dasarnya tidak menghasilkan suatu yang membedakan perusahaan dengan kompetitor.
b. Advanced knowledge
Merupakan knowledge yang membuat suatu perusahaan mungkin untuk bersaing (competitively viable), dimana knowledge ini memungkinkan perusahaan untuk menghasilkan sesuatu yang membedakan dengan kompetitor.
c. Innovative knowledge
Merupakan knowledge yang memungkinkan perusahaan untuk memimpin industrinya dan yang membedakannya dengan kompetitor. Menurut Michael Zack Innovative knowledge dapat memungkinkan sebuah perusahaan untuk merubah aturan main bisnis.
Sedangkan komponen teknologi untuk meningkatkan nilai tambah suatu organisasi adalah:
a. Fasilitas fisik – technoware
b. Kemampuan manusia – humanware
c. Fakta terdokumentasi – infoware
d. Kerangka kerja organisasi – orgaware

Referensi :

Tiwana, Amrit. The Knowledge Management Tollkit. Prentice Hall PTR. Upper Saddle River, NJ 07458. 2000

Written by nicolas in: Knowledge Management Sharing |
Oct
14
2010
0

Definisi Knowledge

Knowledge di definisikan dalam  4 level operasional sebagai berikut:
a. Know what atau cognitive knowledge merupakan knowledge yang diperoleh melalui pelatihan, pembelajaran dan kualifikasi formal. Level ini sangat penting bagi perusahaan namun umumnya masih kurang mencukupi bagi keberhasilan komersial.
b. Know how – merupakan level aplikasi praktis Pada level ini apa yang telah didapat pada level I diterjemahkan dalam pelaksanaan. Pada tahap ini merupakan area dimana knowledge menambahkan nilai dalam suatu organisasi melalui kemampuan untuk menterjemahkan knowledge yang bersifat teoritis menjadi eksekusi yang efektif.

c. Know why disebut juga system understanding Merupakan knowledge terdalam dari jaringan hubungan sebab akibat yang ada pada suatu disiplin ilmu. Level ini memungkinkan profesional untuk berpindah dari pelaksanaan kerja ke pemecahan masalah yang lebih besar dan kompleks dan menciptakan solusi baru bagi permasalahan yang baru.
d. Care why – tahap lanjutan dari kreativitas diri (self-motivated creativity) Merupakan level dimana inovasi radikal dapat terjadi melalui lompatan imajinatif dan pemikiran lateral.

Referensi :

Quinn, James, B, Philip Anderson and Sydney Fikelstein. Managing Professional Intellect: making the most of the Best. In Harvard Business Review on Knowledge Management. Harvard Business School Publishing 1998

Written by nicolas in: Knowledge Management Sharing |

Powered by WordPress. Theme: TheBuckmaker. Zinsen, Streaming Audio